comment 0

Tentang tubuh

Ketika saya masih gadis, kadang saya mendengar orang yang berkomentar “Lihat! Badannya masih bagus padahal sudah punya anak,”. Waktu itu saya kurang mengerti sama apa yang diributkan dari seorang ibu berbadan bagus, toh banyak gadis juga badannya bagus. Ternyata setelah saya melewati masa kehamilan, melahirkan dan pasca melahirkan saya mengerti bagaimana perubahan tubuh wanita: dari gadis menjadi ibu.

Perubahan paling pertama yang terjadi ketika saya hamil adalah pada payudara. Ia penuh dan padat, aerola berwarna semakin gelap lalu urat-urat semakin terlihat. Tadinya ukuran aerola saya seperti logam uang seratus rupiah, tapi saat-saat menjelang melahirkan diameternya semakin membesar, kira-kira seukuran mainan tazoz yang dulu kita dapat kalau beli chiki. Katanya sih ukuran puting kita membesar dengan warna menggelap adalah upaya tubuh untuk memudahkan bayi menemukan puting susu ketika dia lahir. Keren ya!

Oh iya, saat hamil puting saya juga jadinya lembut sekali, waktu masih gadis kan puting mungil lancip dan tegak jadi kalau tidak pakai bra sangat kelihatan. Nah selama hamil saya biasa tidak pakai bra dan bayangan si puting yang mulai membesar tak terlihat (tidak disarankan untuk dipraktikkan di Indonesia ya, hehehe.). Sekarang saya masih menyusui dan puting saya sudah tidak selembut dulu, payudara saya pun bentuknya masih terus berubah, kadang ukurannya besar sebelah, kadang sama.

Selain payudara tentu saja perut mengalami perubahan besar. Perut saya baru terlihat seperti orang yang benar-benar hamil ketika saya masuk ke bulan ketujuh. Sebelum itu perut saya tidak terlihat menonjol, saya sempat takut mengapa perut tidak besar-besar, tapi semuanya normal dan pada akhir masa kehamilan saya besar sekali (naik 30kg).

Perubahan pada perut tidak hanya dari ukuran, melainkan juga dari warnanya. Ketika perut saya semakin besar warnanya semakin gelap. Linea nigra alias garis hitam dari pangkal vagina menuju pusar juga semakin panjang dan jelas. Saat ini, hampir sembilan bulan sejak saya melahirkan, perut saya masih hitam. Secara keseluruhan badan dan wajah saya juga menghitam, mungkin karena hormon atau bisa saja karena belakangan saya rajin berenang.

Walaupun perut saya masih hitam tapi saya rasa saya cukup beruntung karena di perut sama sekali tidak ada bekas parut. Waktu saya hamil saya banyak menggunakan minyak kelapa di perut, mungkin keajaiban minyak kelapa membuat perut saya bebas bekas parut.

Berbeda dengan paha saya. Paha bagian atas sebelah luar saya ada bekas parutan, tapi saya sih tidak terganggu, itu adalah bukti untuk kita yang telah melahirkan seorang manusia, yeah!

Secara garis besar perubahan ada pada seluruh tubuh : semua terasa longgar! Berat badan saya sepertinya terlalu cepat turun, saya pun bingung sepertinya 30kg yang saya peroleh pada masa kehamilan hilang terhembus angin begitu saja. Padahal saya mau disisakan di bagian bokong karena saya tepos dan butuh sokongan lemak biar kalau duduk lama tidak ngilu hehehehe. Bagian yang masih besar (mungkin karena lemak atau pun karena otot) adalah lengan saya. Berkat menggendong bayi lengan saya tampak besar dan berotot, yeah!

Oh ya, karena tubuh saya sudah kurus lagi, tulang leher (collar bone) dan tulang pinggul saya mulai menonjol. Ketika saya menggendong bayi dan dia menyudul tulang leher, kami berdua akan langsung merasakan sakitnya. Begitu pula bila bayi bermain di tempat tidur kemudian merebahkan tubuhnya di pinggul saya, langsung tulang yang dia temukan.

Perut saya juga cepat sekali rata. Saya bersyukur karena saya jadi tidak usah membeli banyak baju. Ketika saya berpakaian orang tidak akan tahu perbedaan tubuh saya sebelum dan sesudah melahirkan. Tapi bila saya telanjang lalu mencoba mencium lutut, kerutan di perut bagian bawah akan terlihat. Keren sih, cuma kadang saya merasa seperti nenek-nenek ahahhaha.

Apakah harus saya sebutkan bahwa perubahan yang paling besar juga terjadi pada vagina? Hahaha. Melewati persalinan natural tanpa pengobatan, rasanya seperti sihir ketika pada minggu keenam vagina saya sudah bebas dari rasa sakit. Saya tidak berani bercermin sampai saat saya tidak lagi merasakan sakit di bawah sana. Saat akhirnya saya bercermin saya melihat kenyataan bahwa vagina saya telah berubah. Saya tidak bisa menggambarkan perubahan bentuknya yang bisa saya utarakan adalah setelah melewati persalinan bercinta rasanya lebih memuaskan, sungguh!

Walaupun tubuh saya sudah tidak seperti waktu saya masih gadis tapi saya sangat bersyukur. Melahirkan dan menjadi ibu adalah sebuah proses yang mengajari saya betapa besar kekuatan yang ada dalam tubuh saya dan bahwa payudara dan vagina punya kepentingan yang lebih besar daripada sekedar sumber kenikmatan ketika berhubungan sex.

Mari rayakan tubuh kita, mama!

Tinggalkan komentar