Tadi sore saya ge-er dapat email dari Mbak Marissa Anita, ternyata isinya undangan untuk tanda tangan petisi di change.org, judul petisinya “Mulai Bicara”. Isi petisinya berupa survei tentang kekerasan seksual yang pernah dialami saya sebagai perempuan.

Saya jadi ingat salah satu episode di serial kartun favorit yang sudah beberapa waktu belakangan tidak saya tonton kembali: The Simpsons.

Pada episode “Homer’s Night Out” Bart diceritakan nyebarin foto Homer lagi dansa dengan wanita penghibur, fotonya viral bikin heboh sekolah Bart sampai akhirnya dilihat Marge di tokonya Apu. 

Marge marah dan suruh Homer jelasin ke Bart, tapi dalam perjalanan menuju menjelaskan ke Bart, Homer malah makin tenggalam nunjukin betapa perempuan dianggap objek oleh laki-laki. 

Singkat cerita, akhirnya si Homer sadar dan pidato di depan para penonton wanita penghibur:

“I have something to say to all the sons out there. To all the boys, to all the men, to all of us. It’s about women, and how they are not mere objects with curves that makes us crazy. No, they are our wives, they are our daughters, our sisters, our grandmas, our aunt, our nieces and nephews -well not nephews. 

They are our mothers, and you know somethin’, folks? As ridiculous as this sounds, I would rather feel the sweet breath of my beautiful wife on the back of my neck as I sleep, than stuff dollar bills into some stranger’s G-string. Am I wrong? Or am I right?”.

Dua puluh enam tahun yang lalu di Amerika Serikat, seorang tokoh fiktif, tokoh kartun laki-laki bernama Homer Simpson harus bicara membela perempuan: bahwa perempuan bukan objek.

Seolah perempuan tidak bisa membela diri mereka sendiri atau seolah pembelaan diri perempuan nyata tidak lebih valid daripada pidato seorang tokoh kartun laki-laki.

Sampai tahun ini pun kita masih berjuang mengajak perempuan bicara, berdiri dan terbuka tentang objektivikasi: “Mulai bicara,”.

Semoga bukan suatu hal yang muluk bila saya berharap kita semua bisa lebih cerdas daripada Homer. 

D’oh!

(Gambar dari sini

Tinggalkan komentar