Satu hal yang dapat saya observasi sebagai orang Indonesia setelah dua tahun berada di negeri abang Sam adalah perbedaan perilaku warga lokal terhadap warga negara asing.
*
Sekitar enam belas tahun lalu keluarga kami menjadi tuan rumah bagi seorang pelajar sekolah menengah atas dari Australia. Tahun sebelumnya kakak saya mengikuti program pertukaran pelajar ke negara kangguru jadi tahun berikutnya keluarga kami menerima kunjungan balasan.
Sebut saja namanya Kalkun -sebenarnya Kalkun adalah panggilan kesayangan dia untuk kakak saya yang lain hehehe-. Kalkun seorang murid laki-laki yang baik hati, rambutnya panjang dan gemar bermain gitar bersama kakak laki-laki saya.
Mama, bapak, keempat saudara saya dan saya menyambut Kalkun dengan suka cita. Sebelum dia tiba berbagai hal sudah kami antisipasi. Tetek bengek sampai ke masalah sendok, garpu serta jus apel untuk sarapan dia (kita tidak pernah minum jus macam begitu untuk sarapan) siap sedia.
Saya ingat sekali, rumah kami di Makassar waktu itu tidak memasang air panas untuk mandi, namun ketika Kalkun datang bapak menginstal air panas -setelah dia pergi dilepas lagi-. Lanjutkan membaca “Asing”