Asing

Satu hal yang dapat saya observasi sebagai orang Indonesia setelah dua tahun berada di negeri abang Sam adalah perbedaan perilaku warga lokal terhadap warga negara asing. 

*

Sekitar enam belas tahun lalu keluarga kami menjadi tuan rumah bagi seorang pelajar sekolah menengah atas dari Australia. Tahun sebelumnya kakak saya mengikuti program pertukaran pelajar ke negara kangguru jadi tahun berikutnya keluarga kami menerima kunjungan balasan.

Sebut saja namanya Kalkun -sebenarnya Kalkun adalah panggilan kesayangan dia untuk kakak saya yang lain hehehe-. Kalkun seorang murid laki-laki yang baik hati, rambutnya panjang dan gemar bermain gitar bersama kakak laki-laki saya. 

Mama, bapak, keempat saudara saya dan saya menyambut Kalkun dengan suka cita. Sebelum dia tiba berbagai hal sudah kami antisipasi. Tetek bengek sampai ke masalah sendok, garpu serta jus apel untuk sarapan dia (kita tidak pernah minum jus macam begitu untuk sarapan) siap sedia.

Saya ingat sekali, rumah kami di Makassar waktu itu tidak memasang air panas untuk mandi, namun ketika Kalkun datang bapak menginstal air panas -setelah dia pergi dilepas lagi-. Lanjutkan membaca “Asing”

Miss Lina 

Hari ini kami sekeluarga piknik di Millennium Park Chicago. Dua hari sebelumnya suami saya mengajak saya untuk ke sana setelah dia ditanyai oleh seorang teman akan rencananya di akhir pekan. Suami saya mengecek jadwal pertunjukan di Millennium Park dan mendapati dari tanggal 23-27 Agustus digelar Dance Festival : Dancing under The Stars. Salah satu pertunjukan utamanya adalah ballet.

Tentu saja saya antusias saat suami saya mengajak saya menonton ballet. Saya punya hubungan lama dengan ballet. Menjadi ballerina mungkin adalah mimpi sejati saya sejak saya masih duduk di bangku sekolah dasar, berkat membaca komik Swan dan berkat Miss Lina. Lanjutkan membaca “Miss Lina “

Resep: Spaghetti as easy as one two three!

Hola! Cómo esta?

Sebenarnya banyak sekali yang harus saya tuliskan di sini, namun beberapa waktu belakangan saya punya kesibukan baru: les balet di hari Sabtu, kelas Spanyol di malam Selasa, klub buku di hari Senin dan kelompok bermain di hari Selasa. Tentu saja semuanya di atas membereskan rumah serta memasak.

Sudah terbayang topik yang ingin saya bahas, namun saat ini kata yang saya inginkan belum terangkai sempurna, jadinya saya mau menuliskan tentang spaghetti saja. Lanjutkan membaca “Resep: Spaghetti as easy as one two three!”

Mulai bicara

Tadi sore saya ge-er dapat email dari Mbak Marissa Anita, ternyata isinya undangan untuk tanda tangan petisi di change.org, judul petisinya “Mulai Bicara”. Isi petisinya berupa survei tentang kekerasan seksual yang pernah dialami saya sebagai perempuan.

Saya jadi ingat salah satu episode di serial kartun favorit yang sudah beberapa waktu belakangan tidak saya tonton kembali: The Simpsons. Lanjutkan membaca “Mulai bicara”

Cabul

Ketika saya tahu bahwa saya mengandung bakal bayi perempuan, saya menangis. Pertama saya menangis karena saya terharu pada nyawa baru yang hidup dalam tubuh saya, kedua saya menangis karena dia perempuan.

Tangisan kedua saya menetes ketika saya sedang berbincang dengan suami saya. Saya berbagi padanya bahwa saya sangat takut punya anak perempuan, saya berkata bahwa dia tidak tahu apa yang seorang anak perempuan bisa alami. Suami saya menyuruh saya ikut terapi. Lanjutkan membaca “Cabul”

Bully tersayang….

Waktu SMP, terutama waktu kelas satu dan dua, saya sering sekali dibully.
*

Lulus dari SD Negeri dengan nilai yang sangat tinggi, saya super percaya diri pasti akan diterima di SMP Negeri favorit di Makassar.

Nyatanya kala itu proses seleksi penerimaan murid SMP Negeri sarat dengan praktik nepotisme. Banyak yang diterima adalah anak dari orang-orang yang “bersikeras” walaupun secara tertulis anak mereka tidak diterima, sama seperti saya. Anak-anak yang berhasil masuk sekolah favorit berkat usaha orang tuanya, walaupun waktu pengumuman namanya tidak tercantum, di Makassar istilahnya “Letjen” alias Lewat Jendela -tidak lewat pintu seperti mereka yang lulus murni. Lanjutkan membaca “Bully tersayang….”

Tentang tubuh

Ketika saya masih gadis, kadang saya mendengar orang yang berkomentar “Lihat! Badannya masih bagus padahal sudah punya anak,”. Waktu itu saya kurang mengerti sama apa yang diributkan dari seorang ibu berbadan bagus, toh banyak gadis juga badannya bagus. Ternyata setelah saya melewati masa kehamilan, melahirkan dan pasca melahirkan saya mengerti bagaimana perubahan tubuh wanita: dari gadis menjadi ibu. Lanjutkan membaca “Tentang tubuh”

Oleh-oleh vaksinasi bulan keenam

Sudah cukup lama saya menanyakan tentang toko buku yang menjual buku impor kepada teman-teman Makassar saya. Seorang teman mengusulkan untuk pergi ke Siloam, di sana ada kedai buku.

*
Ketika bayiku harus divaksinasi di bulan keempat, saya memilih untuk membawanya ke RS Ananda, seorang dokter anak di sana adalah ayah teman baikku sejak SMP. Hal yang wajar ‘kan bila saya lebih memilih untuk mempercayai masalah fasilitas kesehatan anak saya kepada orang yang saya kenal.  Lanjutkan membaca “Oleh-oleh vaksinasi bulan keenam”