Berputar

Saat mani menyembur, menusuk masuk dalam kawah sang ibu, ia berlomba menjadi yang kesatu, bersatu bersama indung.

Lalu ia melekat, menggumpal, menjelma.

Ditiupkanlah roh ke dalamnya yang merasuk mengikuti rima: berdegup bersama jantung, berdenyut dengan nadinya.

Di sana ia bersemayam, tertidur dalam buaian diselimuti gelombang hangat.

Bila sudah tiba masanya ia dibangunkan. 

Ia bergerak, berputar, menggapai-gapai. 

Lalu ia menghentak kemudian ia diam. 

Menghentak. 

Lalu diam. 

Menghentak! 

Diam. 

Menghentak! 

Menghentak! 

Menghentak!

Lahirlah dia dengan rupa yang hampir sama dengan sebayanya: disusui oleh ibunya, dibisiki oleh ayahnya.

Jiwanya bingung, rohnya tertinggal dalam rahim sang ibu. 

Ia dipaksa berpisah, bermukim dalam tubuhnya sendiri.

Ia menolak. 

Ia menangis! 

Merintih! 

Protes tidak berhenti. 

Lalu ibu menyusuinya, ayah membisikinya. Ia pun tertidur, terlupa.

Kini jiwanya terlalu kecil dibanding tubuhnya yang mungil. 

Bila lisannya mulai mengalir, jiwanya kan mengejar, mengembang, membesar.

Kemudian tubuhnya terlalu sempit.

Lalu dia akan mencari. 

Lalu dia menemukan. 

Seorang teman berbagi jiwa.

Lalu berputarlah ia seperti semulanya.

-ITD-
Untuk anakku, Makassar, 29 Februari 2016.

Tentang menyusui

Bulan ini bayiku genap berusia enam bulan. Beberapa teman saya di media sosial biasanya mengumumkan dengan bangga bila anaknya sudah dinyatakan “Lulus ASI Eksklusif Enam Bulan” istilahnya “sarjana”. Konon ‘wisuda kelulusan ASI’ ini ada sampai S3, kalau tidak salah bayi dapat gelar Ph.D di bidang ASI nanti kalau bayi konsumsi ASI sampai usia dua tahun -maaf saya kurang tahu pasti soal gelar-gelar ini, namanya juga mama rumahan, bukan mama bergaul, hehehe.  Lanjutkan membaca “Tentang menyusui”

Sepuluh paragraf untuk jamaah Jacksoniah

Malam ini saya tidak bisa berhenti memikirkan bahwa setiap diri punya antagonis masing-masing.
Misalnya, setiap satu orang Islam konservatif di Indonesia, di setengah lingkaran bumi, ada satu orang kristen konservatif di Amerika. 

Untuk setiap ekstremis Islam di Indonesia yang tidak berlaku adil kepada orang kristen (hanya karena dia mayoritas dan merasa bisa seenaknya), ada ekstremis Kristen yang mendiskriminasi umat Islam di Amerika juga karena dia mayoritas dan merasa berhak untuk melakukan apa yang dia inginkan terhadap minoritas.  Lanjutkan membaca “Sepuluh paragraf untuk jamaah Jacksoniah”

Tentang asuransi ibu hamil di Chicago, AS

Dua garis biru di tongkat ajaib pengetes kehamilan itu mengubah hidup kami. Kami memutar otak untuk memutuskan, apakah saya akan menghabiskan masa kehamilan di Amerika atau di tanah air? Lanjutkan membaca “Tentang asuransi ibu hamil di Chicago, AS”

Di udara 21 jam: Penerbangan Chicago-Jakarta bersama bayi

Ketika bayiku berusia 3,5 bulan, saya membawanya mengunjungi kakek-nenek dan keluarga besarnya di tanah air. Apakah saya tegang? Sebenarnya tidak terlalu.

Teman saya, seorang ibu di Amerika yang pernah membawa anak bayi (8 bulan) bersama suaminya terbang ke Indonesia, terus menanyakan: apakah saya tidak takut terbang hanya berdua dengan bayi? Teman tadi berujar kami benar-benar “pushing the limit“. Lanjutkan membaca “Di udara 21 jam: Penerbangan Chicago-Jakarta bersama bayi”

Cerita setelah persalinan: pendarahan dan plasenta tertinggal

Sudah sekitar satu tahun saya menemani suami saya yang sedang sekolah di Evanston, Illinois, Amerika Serikat. Beberapa bulan sejak pindah kemari saya hamil. Di musim panas buah hati kami lahir.

Selama hamil dan melahirkan hanya ada Suami dan saya. Pun sesudah melahirkan tidak ada keluarga yang datang mengunjungi dan membantu. Kami sehat dan selalu berbahagia. Namun beberapa waktu lalu kami mengalami kejadian yang cukup heboh. Berikut sepenggal kisah kami di sini.  Lanjutkan membaca “Cerita setelah persalinan: pendarahan dan plasenta tertinggal”

Halo, Mama!

Suamiku bete. Di Facebook ada yang membagi gambar orang melahirkan yang sedang diepisiotomy* (*digunting satu bagian di vaginanya untuk membuka jalan keluar bayi).

*

Saya sangat ingin melahirkan di minggu pertama Agustus. Saya berharap akan bertemu OB saya, dr. Curtis, di rumah sakit sebelum tanggal sepuluh. Saya yakin (atau sangat berharap?) bayi saya akan lahir di awal bulan, saya pun terus menunda untuk bikin janji bertemu OB.  Lanjutkan membaca “Halo, Mama!”